• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADVERBIA YANG TERBENTUK DARI X + PAR-NI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG 日本語の文章で「X+助詞に」から発生した副詞 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ADVERBIA YANG TERBENTUK DARI X + PAR-NI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG 日本語の文章で「X+助詞に」から発生した副詞 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1Latar Belakang

Mempelajari bahasa Indonesia maupun bahasa asing tidak terlepas dari berbagai

permasalahan yang harus diperhatikan. Demikian juga dalam mempelajari bahasa

Jepang, yang di dalamnya terdapat unsur-unsur atau kaidah-kaidah yang berbeda.

Untuk menguasai bahasa asing secara baik dan benar, banyak hal yang harus

dipelajari dan dikuasai oleh pembelajar. Salah satunya yaitu dengan mempelajari

kosakata. Pada saat mempelajari kosakata dalam bahasa Jepang, para pembelajar

dituntut untuk tidak hanya dapat mengucapkan kosakata dalam bahasa Jepang, tetapi

juga dituntut agar menguasai kosakata tersebut secara keseluruhan. Langkah pertama

yang harus dilakukan yaitu dengan memahami jenis-jenis kata dalam bahasa Jepang.

Hal tersebut dikarenakan bahasa Jepang juga memiliki berbagai jenis kata seperti

yang terdapat dalam bahasa Indonesia.

Seperti yang diutarakan Yamada dalam bukunya Kokugo Kyoushi ga Shitte okitai

Nihongo Bunpou (2004), bahwa kelas kata diklasifikasikan menjadi sepuluh kelas

kata yaitu, doushi ‘verba’, keiyoushi ‘adjektifa-i’, keiyoudoushi ‘adjektiva-na’, meishi

‘nomina’, fukushi ‘adverbia’, rentaishi ‘prenomina’, setsuzokushi ‘konjungshi’,

(2)

Jumlah dan jenis adverbia dalam bahasa Jepang sangatlah banyak dan

penggunaan adverbia dalam kalimat bahasa Jepang memiliki frekuensi sangatlah

tinggi. Fukushi dalam bahasa Indonesia disebut dengan adverbia atau kata keterangan.

Dalam kamus Shinmeikai Kokugo Jiten (1997: 1220) pengertian fukushi adalah,

副詞 文法 も 用言 修飾 品詞

Fukushi, (bunpou de) omoni yougen wo shuushokusuru hinshi.

‘Fukushi, (dalam tata bahasa) merupakan bagian dari kelas kata yang fungsi utamanya memodifikasi predikat.’

Sedangkan Iori (2000: 344) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan fukushi

adalah:

副詞 動詞・形容詞・他 副詞 修飾し 動作・状態 様子や程度

話し手 気持 表 働き 活用 持 い語

Fukushi ha doushi/keiyoushi/hokano fukushi wo shuushokushite, dousa/joutai no yousu ya teido, hanashi te no kimochi wo arawasu hataraki wo suru katsuyou motanai go desu.

Fukushi adalah sebuah kata yang tidak memiliki konjugasi yang berfungsi untuk menunjukkan perasaan pembicara, menampilkan tingkatan keadaan atau aktivitas. Berfungsi untuk memodifikasi kata kerja, kata sifat, adverbia lainnya’.

Menurut Matsuoka dalam Sudjianto dan Dahidi (2012: 165), fukushi adalah

kata-kata yang menerangkan verba, adjektiva, dan adverbia yang lainnya, tidak dapat

berubah dan berfungsi menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana, atau

(3)

Berikut adalah contoh kalimat yang di dalamnya terdapat fukushi yang

menerangkan kelas kata yang berada di depannya yaitu verba, adjektiva, adverbia dan

nomina. ‘Sdr. Amir sangat baik hati’

4. も ゆ く 話し く さい

Motto / yukkuri / hanashite / kudasai. Lebih / perlahan / berbicara / tolong

‘Berbicaralah dengan lebih pelan-pelan lagi’

5. そ 昔 こ

Sore / wa / zutto / mukashi / no / koto desu. Itu / par / sangat / lama / par / hal

‘Itu hal yang sudah sangat lama’

Pembentukan fukushi memiliki berbagai macam cara. Salah satunya dapat

dibentuk dari partikel yang mengikuti kelas kata tertentu. Komara (2013: 6-7),

mengatakan bahwa pembentukan fukushi dapat terbentuk dari penggabungan partikel

(4)

Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Partikel ni termasuk kedalam partikel

kasus atau kakujoshi. Yamada (2004: 38), mengatakan bahwa kakujoshi pada

umumnya menempel pada nomina dan menghubungkan kata lain dengan yang

ditempeli.

Partikel ni secara umum memiliki kegunaan yang sangat luas dan dapat

digolongkan sebagai berikut:

a. Menempel pada nomina dan menghubungkan kata lain dengan yang ditempeli.

1) Menunjukkan tempat (basho), waktu (toki) dan hasil (kichakuten).

2) Menunjukkan hasil dari perubahan (henka no kekka).

3) Menunjukkan target atau tujuan dari aktivitas (dousa no mokuteki).

4) Menunjukkan kalimat pasif (ukemi) dan pelaku sebab (shieki no

dousashu).

5) Menunjukkan penekanan (kyoui).

6) Menunjukkan penyetaraan (heiritsu).

b. Berhubungan dengan kata kerja.

1) Menunjukkan objek tidak langsung (taishou)

2) Menunjukkan tempat keberadaan (ronzai basho)

(5)

4) Menunjukkan titik kedatangan (tochakuten), pihak yang menerima (ukete)

atau hasil dari perubahan (heikakeika).

5) Menunjukkan arah (houkou)

6) Menunjukkan asal/sumber (dedokoro)

7) Menunjukkan perbandingan atau rasio (wariai no bunbo)

Adapun beberapa contoh fukushi yang didalamnya terkandung partikel ni adalah:

yoko ni, ichido ni, soba ni, ima ni, sugu ni, kirei ni, jouzu ni, kantan ni.

Contoh-contoh fukushi tersebut terbentuk dari gabungan,

1. Meishi ‘nomina’ + par-ni (yoko ni, ichido ni, soba ni, ima ni, sugu ni)

2. Keiyoudoushi ‘adjektiva-na’+ par-ni (kirei ni, jouzu ni, kantan ni)

Dari contoh-contoh yang dikemukakan di atas dapat terlihat bahwa setiap kelas

kata tertentu yang merupakan pembentuk fukushi mengalami perubahan kelas kata

setelah ditempeli oleh partikel ni. Oleh karena itu, penulis ingin menjelaskan lebih

lanjut mengenai pembentukan fukushi yang terbentuk dari kelas kata tertentu yang

ditempeli partikel ni. Pembentukan fukushi yang akan penulis bahas mencakup proses

penggabungan dua kelas kata sehingga membentuk fukushi, jenis kata yang dapat

membentuk fukushi serta perubahan makna yang timbul sebagai akibat pembentukan

(6)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikemukakan mengenai rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur adverbia yang terbentuk dari partikel ni?

2. Bagaimana struktur kalimat yang di dalamnya terdapat adverbia yang terbentuk

dari suatu kelas kata + partikel ni?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur kata dan struktur kalimat yang

terbentuk dari kelas kata yang dilekati partikel ni sehingga membentuk adverbia.

1.3.2 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk mempelajari

pembentukan kata terutama kelas kata adverbia dalam bahasa Jepang.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tambahan bagi

pengembangan linguistik bahasa Jepang, terutama bagi pembelajar bahasa

(7)

1.4Ruang Lingkup

Pembatasan masalah merupakan hal yang penting yang harus ada dalam sebuah

penelitian. Dengan adanya pembatasan masalah, suatu penelitian menjadi lebih

terarah, sehingga permasalahan yang timbul akan mudah dipahami. Penelitian ini

berada dalam ruang lingkup morfologi dan sintaksis. Morfologi merupakan cabang

linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses pembentukannya. Sutedi (2011: 43)

mengatakan bahwa istilah morfologi dalam bahasa Jepang disebut keitairon yang

juga merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

pembentukannya. Sedangkan istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut tougoron

atau sintakusu sebagai cabang dari linguistik yang mengkaji tentang struktur kalimat

dan unsur-unsur pembentuknya (Sutedi, 2011: 64). Serta penelitian ini dibatasi hanya

pada kalimat yang di dalamnya terdapat adverbia yang terbentuk dari X + par-ni.

1.5Metode Penelitian

Ada tiga tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan setiap penelitian yaitu:

pengumpulan data, penganalisis data yang sudah disediakan dan penyajian hasil

analisis. Seperti yang dinyatakan Sudaryanto (1993: 5), ada tiga tahapan upaya

strategis dalam melakukan upaya penelitian, yaitu pengumpulan data, penganalisaan

(8)

1.5.1 Penyediaan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1991: 63).

Penyediaan data, dilakukan dengan cara metode simak dari berbagai sumber

yang didalamnya terdapat adverbia yang terbentuk dari X + par-ni, kemudian

teknik catat.

Berikut menurut Mahsun (2005: 90) mengenai metode simak:

Metode penyediaan data ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis.

Metode simak memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap yang

merupakan teknik dasar dalam metode simak karena pada hakikatnya penyimakan

diwujudkan dengan penyadapan.

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengambilan data dari situs online bahasa

Jepang yaitu EJJE.WEBLIO.CO.JP, ALC.CO.JP dan sumber lain yang di

dalamnya terdapat adverbia yang terbentuk dari kelas kata tertentu yang dilekati

oleh partikel ni. Pada data yang sudah terkumpul akan dilakukan pemilahan data

dengan menggunakan teknik lesap untuk mendapatkan data yang di dalamnya

(9)

ni yang hanya sekedar partikel biasa dalam sebuah kalimat. Patut ditambahkan,

bahwa yang menjadi data bagi analisis tersebut tidak hanya data yang gramatikal

dan berterima, tetapi juga perlu dicatat data yang tidak gramatikal atau tidak

berterima, karena semuanya akan dijadikan dasar bagi penelitian pada tahapan

selanjutnya.

1.5.2 Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih,

yaitu metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan

itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Teknik dalam metode agih ini secara garis

besar terbagi dalam dua kelompok besar yaitu teknik dasar dan teknik lanjut.

Teknik dasar yang dipergunakan yaitu teknik bagi unsur langsung (BUL). Teknik

lanjutan yang digunakan adalah teknik urai unsur terkecil. Teknik urai unsur

terkecil adalah mengurai satu satuan lingual tertentu atas unsur-unsur terkecilnya.

Penganalisisan dilakukan dengan cara pemilahan data yang sudah terkumpul

dari berbagai sumber berupa kalimat yang di dalamnya terdapat kelas kata yang

dilekati oleh partikel ni sehingga terbentuk kelas kata baru yaitu fukushi dan

(10)

Berikut adalah contoh analisis data yang di dalamnya terdapat adverbia.

今 誰 も宇宙へ行け う

Ima ni dare demo uchuu e ikeru you ni naru.

Dalam waktu dekat siapapun akan bisa pergi ke ruang angkasa.

Dalam kalimat tersebut terdapat ima ni yang terbentuk dari ima yang

merupakan kelas kata meishi ‘nomina’ dilekati joshi ‘partikel’ ni sehingga

merubah kelas kata menjadi fukushi.

今 + 今

Ima Ni Imani Sekarang Par Segera Nomina Par Adv

Pada penelitian ini, penulis mengurai data berupa adverbia hingga didapatkan

unsur terkecil berupa kata atau morfem yang membentuk setiap adverbia tersebut.

1.5.3 Penyajian Hasil Analisis

Cara yang digunakan untuk penyajian analisis data dikenal sebagai metode

penyajian kaidah; yang macamnya hanya dua, yaitu yang bersifat informal dan

yang bersifat formal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan

kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya; sedangkan

penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang

(Sudaryanto, 1993: 145). Penggunaan tanda dan lambang juga merupakan salah

(11)

1.6Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini menggambarkan secara umum latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

Bab II Landasan Teori. Dalam bab ini dijelaskan mengenai teori-teori yang

digunakan sebagai pedoman dalam tulisan ini, yaitu menjelaskan tentang adverbia

yang terbentuk dari kelas kata yang dilekati partikel ni.

Bab III Pembahasan. Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan

pembahasan, yang berisi tentang hasil analisis data.

Bab IV Penutup. Dalam bab ini membahas mengenai simpulan dan saran dari

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, adverbia totemo adalah ungkapan yang sedikit santai dan tidak ada indikasi melebih-lebihkan atau membesar-besarkan dan tidak dapat digunakan untuk

Partikel penegas kurai memiliki makna „teido‟ (derajat), yang netral dan tidak mengarah ke perkiraan tertinggi maupun terendah. 2) Persamaan perbedaan yang dimiliki oleh

Setsuzokushi adalah salah satu kelas kata yang termasuk dalam jiritsugo yang tidak mengalami perubahan, setsuzokushi berfungsi menyambungkan kalimat dengan kalimat

Kemudian dengan adanya partikel pengutip to yang terangkai pada verba ibaru tersebut, maka secara semantis makna partikel pengutip to sebagai di atas menunjukkan kutipan

pada pembelajar bahasa Jepang yaitu kesalahan penggunaan partikel yang dalamb. bahasa Jepang disebut joshi. Joshi dalam bahasa Jepang mempunyai

contoh kalimat yang menunjukkan beberapa makna dari hojodoushi – teiru.. Contoh kalimat dan makna hojodoushi

Begitu juga dengan yougen dari kelas kata verba dan adjektiva yang diterangkan keadaannya oleh ketiga adverbia tersebut, kemunculannya tidak dapat terlepas dari pengaruh acuan